1

sitti1

iklanblogger2,5 dan 3

Kamis, 05 Desember 2013

Kumpulan Puisi dan Kata-Kata Aneh Tapi ^_^

Aku merasa semakin jauh darimu,
Semakin tak nyaman ku dengan kondisi seperti ini,
Ingin aku perbaiki atmosfer kita yang terlanjur rusak,
Namun semakin kusadari, perwatakan kita sulit dipadukan
Bagai dua bongkah batu yang saling bertumbukan
Tidak akan pernah bisa bersatu menyatu
Dimana semakin lama dua batu akan semakin mengeras
Terkadang memang salah satunya harus dipaksa melumer untuk bisa terpadu
Tetapi, tetap saja keduanya adalah cadas
.
Dan taukah engkau, aku merindukan atmosfer seperti dulu
Saat kita masih berupa aliran maghma yang lumer
Kental, menyatu, tak ada benturan, dan sejalan

.
Entahlah, mungkin tak bisa
Meski rindu, mungkin aku harus relakan
Bahwa kini maghma itu telah mengeras
T_T
Bye,,

Ukhibukum Fillah
_______________________________________________________

Rasa itu datang begitu saja,
Mengganggu hati dan pikiranku
Rasa yang sama sekali belum ku inginkan
Ia hadir di saat yang keliru
Aku tau, belum saatnya untuk ku merasakannya
Seribusatu cara kulakukan tuk menghalaunya
Namun, bagaimanapun usahaku
untuk menepis rasa itu
Tak mampu ku hilangkan
Rasa yang menghancurkan segalanya
segala usahaku selama ini
Ia terus membayangi pikiran ku,
Hingga aku pasrah pada keadaan,
dan membiarkan diriku hanyut padanya
HANCUR SUDAH..!!
#LAPAR
______________________________________________________
 sepertinya saat ini telah terjadi peleburan makna antara "mengerjakan tugas" dengan "menyalin pekerjaan" di kalangan pelajar dan mahasiswa. Parahnya, saya termasuk kedalam 'mahasiswa'
_____________________________________________________

pelajaran kali ini
jangan sepelekan godzul bashor
dg beralasan "aq tidak akan terarik pd orang sperti dia"
bisa jadi, itu peluang setan
___________________________________________________
 kesimpulan:
NGARETNYA jam Indonesia kurang lebih 90% TIDAK dipengaruhi JARAK menuju LOKASI
akan tetapi karena hal ini telah MEMBUDAYA
___________________________________________________

jiwaku meronta-ronta..
mencoba keluar dari kegerahan..
mencoba lepas dari cumbu kebosanan..
yang perlahan mendorong pada kebinasaan batin
hingga suatu saat roh ku benar2 terkoyak..
.
arghh..!!!
.
rung rampung siji,, njedul siji ngkas,,
lagi arep rampung sing siji,, ono meneh tambahan.,,,,,,,,,
_________________________________________

Untuk yang tercinta
pertama jumpa 
kau nampak begitu membenciku
tak ayal, aku pun demikian membencimu
kau angkuh meski rupawan

namun pesonamu
membuatku berharap
suatu ketika kita dapat melebur
hingga tak ada sekat antara kau dan aku

ketika ku mencoba mendekapmu
selalu saja kau berontak
dan selalu saja ku ulangi
meski rontamu semakin menjamah
seakan tak ingin siapapun taklukan dirimu

Dan, kau berikan harapan itu
yang membuat bunga jiwa merekah
terus saja harapan itu kau untai
hingga keyakinanku mulai bertunas

Kau memang memesona
Ketika ku mulai terbuai
tak kunjung kau tiba
Aku selalu menunggu hadirmu
Dan usahaku selama ini
kau gantungkan tanpa kecap
kotak jawabmu tetap kosong
tak tahukah kau
saat ini hanya kau harapanku
sakit, kecewa
kau gantungkan usahaku
kau gantungkan harapanku
kau gantungkan semuanya
entah sampai kapan
oh, Mekanika Teknik
______________________________________
mawar itu indah,,
tapi kamboja lebih menawan..
kehidupan memang nyata,
tapi kematian itu pasti.
banyak mengingat mawar hitam,
membuat sisa kelopak semakin berharga

_________________________________________________ 
ketika terpantik asa untuk kembali menjamah
lalu kaki kaki mulai melangkah mendekat
terbenturlah raga pada tebing yang terpampang
Antara harus kembali, atau coba untuk mendakinya
Sempat ku coba meniti lekuk lekuknya,
Namun tak sanggup, tiba tiba semuanya kabur
sempat tak terkutik menghadapi tingginya sang tebing,
Dan pada kenyataannya pilihan di hadapkan padaku kembali
Ku tak sanggup gantung kan siapapun,
karenanya langkahku harus di tegaskan,
tak ada yang salah kecuali kelabilanku
semiliar kata maaf tak dapat meleburnya
namun, setriliun tebing yang lebih tinggi
tak dapat membeli sebuah persaudaraan

______________________________________________________

Kenangan yang tak ingin dilupakan,
justru sering membuat seseorang menjadi pilu
Rindu sering muncul tiba tiba
ketika memori terpantik oleh cuilan dari sisanya
Dan ketika telah berkobar, prasastinya justru membuat bara semakin menjadi
perjumpaan pun urung padamkan apinya
Hanya waktu yang dapat sedikit meredupkan asapnya
yang sewaktu waktu dapat kembali berkobar


kini pemantiknya sering menyala tiba tiba
membuat ku tak berdaya, tak mampu berbuat apa
hanya hanyut dalam pilu sendu
sambil sesekali membenahi isak napas
termuram lumpuh dalam dekap rindu
yang perlahan makin mengencang hingga tubuh remuk
tak mampu bangkit walau hanya tertatih
tak mampu luapkan sekedar dengan tarian jemari
ingin ku dekap erat memori yang seakan berlomba menjauh
atau ku teriakkan bersama aliran angin yang berdesir
rindu ini tak kan ada obatnya
kecuali...

_______________________________________________________________

kecewa begitu terasa
saat kau diam membisu
bahkan ketika aku mengemis kecap darimu
.
Berulang ku mengiba jawaban darimu
Tak kusangka kau begitu angkuh
Makin kau gantung rasa ini
Semakin ku tak berdaya menepisnya
.
Sungguh, kaulah harapanku
Harapan terakhir dan satu-satunya
Namun tak kusangka
Menunggumu, begitu sakit adanya
.
Tpi taukah kau,
Setia ini, tetap milikmu
.
.
.
(Baca: You Know What I Mean, PTM)
_______________________________________________________________
Bagaikan dentuman sang guntur
Gagah menggelegar, bertasbih agungkan penciptanya
Laksana cahaya sang halilintar
Meliuk angkuh sadarkan sombongnya manusia
Seperti kilatan sang petir
Kilaunya elok namun tak berbelas sambari kecongkakan
-
Kehadirannya mengiringi rintik hujan dan udara dingin yang menusuk
(Baca: Siakad)
________________________________________________________________
Rasa itu tiba tiba muncul
Ketika kenyataan telah terlihat
Hampir hampir air mata teralir
Perihnya telah sampai tenggorokan
.
Tiba-tiba Luluh lantak seluruh daya
Laksana tubuh ini tanpa tulang
Pada hakikatnya tak pantas rasa itu muncul
Tak pantas ku harap keindahan,
sedang aku tak mengindahkannya
.
Abu hanya tinggal abu, tertiup angin dan hilang
Betapa bodoh orang yang berharap manggis
pada pohon mahuni yang ia tanam sendiri
_________________________________________________________________
 
April 29, 2013 at 11:28pm
Senang pernah menjadi bagian dari kalian
Tak ku sesali itu
Meski mungkin itu pilihan yang tidak baik
Karena kini ku putuskan tuk pisahkan diri
Bukan karena tak cinta
Bukan pula karena kasihku berat sebelah
Hati yang memilih, hati pula yang tak rela
Walau sistem pun tak lepaskan ku
Namun keputusanku telah membulat
Demi....
.
Tak kusesali pernah bersama,,
Aku mencintai kalian
Dahulu, hingga sekarang
Namun kini tak lagi dapat ku ungkapkan
Hanya do'a yang dapat tertambat
Semoga sukses untuk mu sobat
.
Meski sistem tak ijinkan ku
katakan selamat tinggal,
Namun semoga dengan ini kalian paham
Kini, aku bukan lagi bagian dari kalian
Tolong jangan benci aku
Aku hanya mencoba tegas pada keadaan
Lantas mengambil satu keputusan
namun inilah hidup, sebuah 'keputusan'
.
maaf
jika kalian kecewa
atau mungkin justru tak hiraukan
aku telah memisahkan diri
namun jangan pisahkan aku dari jiwa kalian,
ijinkan aku tetap menjadi sahabat kalian,
.
Senang pernah menjadi bagian dari kalian :'D
_______________________________________________________
ketika rasa tak pantas itu mulai kembali meluap
ingin rasanya ku tanggalkan semuanya
rasanya membingungkan, dan sulit diungkapkan dengan apapun
termasuk pena atau sekedar keyboard
Aku begitu paham ketidakpantasan itu
namun ia selalu membius
Terkadang rasa itu berkonfersi, menyisipi rasa penat
lalu membuatku sedikit lebih tenang
yaitu ketika ia menggenangi seluruh pori
dan seketika itu aku terbuai
melena dan mengikuti seluruh arus yang menerpa
seakan angin semilir melewati setiap sela kulit
ketika kefuturan tengah hinggap
aku hanya menghanyut bahkan ikut mendayung
saat zamrud angsa kian yakin
____________________________________________________________

Jika saja dulu aku tak terbersit melangkahkan kakiku kesana
Jika saja dulu aku tertolak saat pilihan telah jatuh
Jika saja dulu aku tak menginjakkan kaki di ruang mungil itu
Jika saja dulu aku tak berada di depan ruangan itu
Jika saja dulu didepanku tak ada sosok itu
Jika saja dulu bola mataku tak tergelincir
Jika saja dulu rautnya tak terekam
Jika saja dulu pesona itu tak menghempas
Jika saja dulu aku mampu menundukan pandangan
Jika saja dulu aku mampu menepis kesemuan itu
dan, jika saja tak pernah bertemu dengan sosok itu
maka hari ini tak akan ada bayangnya kembali mencemari pikiran ku
namun semuanya telah terjadi
aku yang telah memilih jalan itu
Jika saja aku mampu menetralkan perasaan semu ini
Tak kan ada hati yang teriris ketika kenyataan tak memihak
Tak kan ada debur debu yang selalu terhirup hingga paru paru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar